Hujan di Akhir Juni
Hujan di Akhir Juni
Rasanya, rasa-rasa itu tak kunjung hilang walau sudah dimakan usia
Rasa dimana semua terlihat begitu menyesakan dada
Walau hanya dengan kejapan ingatan semata
Namun tetap saja ia yang terlintas kala melihat sang surya
Ia adalah sang Rembulanku,
Ia pernah menjadi Pelangi di hidupku,
Dan ia adalah sang pemilik hatiku
Tapi itu adalah dulu,
Hujan di akhir Juni yang lalu
Menjadi saksi akan perpisahan yang bahkan tak sempat terucapkan
Ia bukanlah orang yang pertama
Yang menancapkan luka di dalam dada
Sakitnya membuatku tak ingat apa-apa
Walau kenangannya sudah ku coba kubur sedalam-dalamnya
Dahulu kita masih bersama
Berjalan merangkai indahnya sebuah rencana
Walau berujung sakit pada setiap kata
Ia adalah,
Orang yang pernah aku cintai dan pernah mencintaiku
Walau harus berakhir di akhir bulan Juni yang lalu
Masih saja aku mengingatnya,
Entah itu senyumnya atau tutur katanya
Atau karena hujan yang sama;
Malam ini, atau karena hujan ini, aku kembali mengingatnya
mengingat indahnya sebuah pertemuan yang tak ku sangka berakhir dengan penderitaan
Tepat ketika hujan di akhir bulan Juni yang lalu, ia sudah bukanlah lagi milikku
Alasannya sama,
Kata-katanya pun aku masih mengingatnya,
Ia adalah sumber beribu duka
Hati ini sudah lama ingin melupakannya
Walau semakin ku melupakan, semakin teringat di dalam bayangan
Sakit hati ini seolah menjadi bulan-bulanan
Kala aku memutuskan untuk menjalin hubungan
Tapi, aku yang mengambil keputusan
Maka, tidak ada yang perlu disesalkan
Hanya saja ia bukanlah orang pertama yang memberi luka
Ia hanya datang dengan siklus yang sama
Membuat tawa lalu pergi meninggalkan luka
Ah, itu sudah biasa
Komentar
Posting Komentar